Budidaya Buah Naga yang Menggiurkan

BiofarmingOrganik, Blitar - Kebutuhan pasar terhadap buah naga saat ini semakin tinggi. Tak heran jika buah "bersisik naga" yang berdaging isi berwarna merah atau putih ini dinilai semakin menjanjikan. Di Blitar Raya, buah yang dijuluki "buah dewa" ini telah menyebar di beberapa tempat. Demikian seperti yang tertulis dalam artikel berita Radar Blitar, Rabu (29/10).

Kemampuan adaptasi tanaman yang cepat membuat tanaman buah naga cocok dibudidayakan dalam berbagai kondisi tanah. Di wilayah Blitar Raya sendiri, budidaya buah naga bisa ditemui di beberapa kecamatan, misalnya Srengat, Udanawu, Gandusari, Wonodadi, Kanigoro, Garum, dan Talun.

Di Blitar Raya sendiri, pasar buah naga masih terbuka lebar. Banyak pembeli yang datang sendiri ke pembudi daya untuk mendapatkan harga lebih murah. Maklum, harga buah naga saat ini berada di kisaran harga 17 ribu - 25 ribu per kg. Satu kilogramnya bisa berisi antara 2 - 3 buah naga.

Buah naga menjadi buah favorit sebagai bahan isian es buah dan es jus. Tak hanya sebagai kudapan, buah naga dikonsumsi sebagai makanan sehat yang dipercaya untuk mengatasi masalah keju-linu serta kencing manis.

Bicara soal budi daya, tanaman buah naga tidak banyak tuntutan. Ditanam dengan cara stek, fasilitas lain yang dibutuhkan berupa pipa sandaran. Mengingat beban yang ditanggung pipa sandaran cukup berat saat tanaman dewasa, terlebih saat buah-buah naga bergelantungan, pipa sandaran dibuat dengan model cakar ayam agar kokoh berdiri.

Tanaman buah naga mulai berbunga setelah tiga tahun setelah penanaman. Kuntum bunga akan terlihat tumbuh dan tiga minggu kemudian bunga makar penuh selama sehari dan langsung layu. Pembuahan yang berhasil terlihat dari patahnya bunga yang layu seminggu kemudian dan munculnya buah kecil di bagian pangkalnya. Sekitar dua bulan kemudian, buah naga siap dipanen.

Pacu pertumbuhan dan pembungaan buah naga dengan pupuk organik NASA

Untuk menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman dan mempercepat proses pembungaan serta pembuahan, tanaman buah naga perlu mendapat nutrisi sebagai bahan makanan. Mengingat buah naga merupakan salah satu makanan konsumsi, penggunaan pupuk organik jelas akan meningkatkan mutu kesehatan buah naga yang akan dikonsumsi. Salah satu pupuk organik yang sudah terkenal di dunia pertanian yaitu produk NASA. Berikut testimoni petani buah naga yang telah menggunakan produk pupuk organik NASA.


Produk NASA bisa Anda dapatkan di:

BiofarmingOrganik (GHNAgro)
Jl. Letjen Suprapto No. 85, Kepatihan, Tulungagung
Telp/SMS/WA. 085655767273

No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]