Kemarau, Petani Boyolangu Pilih Tanam Ketimun

Biofarming Organik, Tulungagung - Keterbatasan air di sejumlah wilayah di Tulungagung tak membuat petani di Desa/Kecamatan Boyolangu resah. Mereka tetap bisa menanami lahannya dengan berbagai tanaman atau buah-buahan, salah satunya ketimun. Demikian berita yang dilansir dari Radar Tulungagung, Sabtu (11/10).

Menanam ketimun di musim kemarau memang bisa dijadikan pilihan. Pasalnya, tanaman bernama latin Curcumis sativus L. ini bisa tumbuh subur meski kekurangan air. Selain tahan lama saat kekurangan air, masa panen ketimun juga sangat cepat. Sekitar 3 bulan, petani bisa memanen buahnya. Demikian yang dituturkan oleh Wardi, salah seorang petani.

Wardi memiliki 1.000 tanaman ketimun yang saat ini mulai berbunga. Meskipun bisa juga ditumpangsarikan dengan tanaman jagung, tetapu Wardi mengkhususkan pada penanaman ketimun saja.

Saat ini, harga jual ketimun cukup tinggi. Satu kilogram ketimun bisa dibandrol sampai Rp 2.500 per kilogram. Sementara tengkulak menjual dengan harga Rp 3.000 per kilogram. "Tengkulaknya dari wilayah Tulungagung saja. Namun, tengkulak tersebut menjualnya ke luar daerah seperti Madiun, Ponorogo, dan lain sebagainya," aku Sulastri, petani lainnya.

Meski tahan terhadap keterbatasan air, ketimun rentan terhadap serangan hama dan penyakit. "Hama yang sering menyerang timun adalah kudis (scab) dan busuk buah. Jika dibiarkan, tanaman akan mati," tutur Sulastri.

Oleh sebab itu, sebelum hama dan penyakit tanaman menyerang, petani pun menyemprotkan obat anti-hama kepada tanaman.

Berkebun Ketimun Organik

Berkebun ketimun secara organik adalah pilihan ideal bagi para petani, mengingat ketimun merupakan komoditas pertanian yang menjadi bahan pangan bagi manusia. Buah dan sayur yang sehat dan bebas residu kimia tentu sangat baik bagi kesehatan tubuh. Adanya residu kimia tentu menimbulkan masalah kesehatan baru. Maksud hati menyehatkan tubuh dengan menyantap buah dan sayur, yang terjadi justru tumpukan racun yang dalam jangka waktu tertentu akan merusak organ dan kinerja hati serta ginjal.

Dalam berkebun ketimun secara organik, terdapat beberapa produk pertanian organik yang bisa digunakan oleh para petani, meliputi benih sayur unggul, pupuk organik, dan pestisida hayati yang diproduksi oleh Nusantara Subur Alami (NASA).



No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]