Pupuk Organik Cair (POC) NASA

POC NASA

Pupuk Organik Cair (POC) NASA


Bentuk cair
Kemasan yang tersedia : 250 cc / 500 cc / 3 liter
Legalitas:
  • Izin Departemen Perdagangan: No.Reg.503/00.1999/B/ILMK/V
  • Izin Departemen Pertanian: L.004/ORGANIK/PPI/X/2005
  • Sucofindo : No.3561027


Keunggulan Pupuk ORganik (POC) NASA

  1. Pupuk organik dengan fungsi multiguna: (1) Sebagai pupuk tanaman / perkebunan, (2) sebagai vitamin ternak & ikan (menambah nafsu makan & meningkatkan bobot ternak/unggas/ikan sehingga cepat panen & irit pakan), serta (3) mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang/bandeng.
  2. 1 ton pupuk NASA setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  3. Mampu menggemburkan tanah yang keras akibat penggunaan pupuk kimia terus-menerus.
  4. Mampu meningkatkan mutu & jumlah / banyaknya hasil panen.
  5. Mampu melestarikan kesuburan tanah.
  6. Mampu menguraikan dan melarutkan sisa-sisa pupuk kimia di tanah agar bisa dimanfaatkan tanaman kembali.
  7. Dapat mengurangi ketergantungan penggunaan urea, SP-36 dan KCL sampai 25%.
  8. Memacu pertumbuhan batang, akar, pengumbian, pembungaan dan pembuahan.
  9. Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
  10. 10. Membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
  11. Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit.


      Cara Pakai Pupuk Organik Cair (POC) NASA

      Untuk  tanaman pertanian / perkebunan:
      Air 1 tangki semprot + 3 tutup POC Nasa, semprotkan ke daun pada pagi hari saat tanaman sedang memasak makanan (fotosintesa : jam 6 – 10 pagi). Akan lebih bagus jika dicampur hormonik 1 tutup per tangki. Interval 10 hari sekali.
      Untuk ternak / unggas:
      1 tutup POC NASA dicampur dengan 10 liter air minum untuk ternak
      Untuk Perikanan:
      1 tutup POC NASA dicampurkan dengan 2,5 Kg pakan


      Kandungan Pupuk Organik Cair (POC) NASA

      N = 0,12%, P2O5 = 0,03%, K = 0,31%, Ca = 60,40 ppm, S = 0,12%, Mg = 16,88 ppm, Cl = 0,29%, Mn = 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu <0,03 ppm, Zn = 4,71 ppm, Na = 0,15%, B = 60,84 ppm, Si = 0,01%, Co < 0,05 ppm, Al = 6,38 ppm, NaCl 0,98%, Se = 0,11 ppm, As = 0,11 ppm, Cr < 0,06 ppm, Mo < 0,2 ppm, V < 0,44 ppm, SO4 = 0,35%, C/N ratio = 0,86%, PH 7,5, Lemak 0,44%, protein 0,72%, Mengandung asam Humat, Vulvat, dan Zat perangsang tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin. Bebas logam berat (Pb, Cd, Hg, As), bebas mikroba E.Colli, Salmonella, Bebas bahan pengotor ikutan.


      MARI HIJAUKAN BUMI KITA

      Bismillaahirrahmaanirrahiim,

      ''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


      Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

      “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

      Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

      “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


      Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

      Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

      Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
      Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]