Cara Mengetahui Perbedaan Cucak Rawa Muda dan Tua

BiofarmingOrganik - Mengetahui perbedaan burung cucakrawa muda dan tua merupakan langkah dalam memilih bakalan cucakrawa kicauan yang baik. Tentunya bakalan yang masih muda bisa dilatih agar jinak dan bersuara merdu sebagaimana diinginkan oleh pemiliknya. Sementara burung cucakrawa yang sudah tua relatif susah untuk dilatih.

Nah, berikut beberapa perbedaan antara cucakrawa muda dan cucakrawa tua yang tertulis dalam buku Cucakrawa yang ditulis oleh Drs. Sudrajat, MM. Buku yang ditulis oleh praktisi di bidang perburungan ini merupakan terbitan Penebar Swadaya.

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan warna bulu

Cucakrawa muda: Cokelat kehijauan
Cucakrawa tua: Cokelat keabuan

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan penampilan kaki

Cucakrawa muda: Belum bersisik, berwarna merah muda
Cucakrawa tua: Bersisik, berwarna hitam

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan warna mata

Cucakrawa muda: Hitam
Cucakrawa tua: Merah

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan ukuran paruh

Cucakrawa muda: Agak pendek, sekitar 0,5 cm
Cucakrawa tua: Panjang, sekitar 1,5 cm

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan panjang kuku

Cucakrawa muda: 0,4 cm
Cucakrawa tua: 0,75 cm

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan perkembangan badan

Cucakrawa muda: Masih berkembang
Cucakrawa tua: Maksimal

Perbedaan cucakrawa muda dan tua berdasarkan penampilan pipi

Cucakrawa muda: Berwarna putih, tidak berbulu
Cucakrawa tua: Berwarna kuning kecokelatan, banyak ditumbuhi bulu

Selain mengetahui perbedaan cucakrawa muda dan tua, keberhasilan merawat bakalan juga tergantung dari kualitas kesehatannya. Telah hadir, Nutrisi probiotik Biojanna 6 For Bird, yang bermanfaat menjaga kesehatan tubuh burung, membuat burung lincah dan gacor. Berikut video penjelasan produk Biojanna 6 For Bird.


Dapatkan produk Biojanna 6 For Bird di:
Griya Herba Natural Agro
Jl. Letjen Suprapto no. 85, Kepatihan, Tulungagung
Telp/sms. 0355-7801658 / 085655767273

No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]