Agensia Hayati BVR, Pembasmi Wereng Secara Organik

Wereng Menyerang, Petani Resah

Wereng hijau (tnau.ac.in)
Biofarming Organik, Tulungagung - Wereng Menyerang, Petani Resah. Demikian judul artikel berita yang diturunkan dalam Radar Tulungagung (19/9). Dalam artikel tersebut dikabarkan bahwa hama wereng menyerang sekitar 10 hektar areal tanaman padi milik petani di kecamatan Kauman. Namun, wereng yang menyerang bukan wereng cokelat seperti biasanya, melainkan wereng hijau.

Meski tidak separah pada serangan wereng cokelat, tetapi serangan wereng yang bernama latin Nephotettix virescens ini diperkirakan juga bisa menurunkan hasil produksi padi petani. Oleh sebab itu, untuk menghambat penyebaran hama agar tidak meluas, para petani menyemprotkan pestisida.

Sutarji, salah seorang petani mengatakan, saat ini penggunaan pestisida untuk mengatasi hama, termasuk wereng hijau yang menyerang tanaman padi, masih sembarangan dan tidak sesuai dengan hama sasarannya. "Petani tidak memikirkan itu benar atau tidak, mahal atau murah. Terpenting, bagaimana caranya mengatasi hama wereng ini, " ujarnya.

Dia melanjutkan, lantaran belum adanya sosialisasi dan arahan yang tepat mengenai pengendalian hama wereng terebut, tak sedikit petani di Kecamatan Kauman, mengalami gagal panen. Arahan yang dimaksud adalah, cara penggunaan pestisida yang tepat sasaran dan lain sebagainya.

"Penggunaan pestisida sendiri kami dapat dari para petani lain. Ada yang bilang seminggu dua kali, ada yang bilang dua hari sekali," lanjutnya.

Basuki, petani lain juga mengatakan, wereng hijau tersebut biasa menyerang tanaman padi saat berumur satu bulan hingga padi mendekati masa panen. Yakni, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun. Dampaknya, menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil, sehingga menghambat pertumbuhan. "jIka dibiarkan, maka bisa jadi produksi padi kami menurun. Karena wereng hijau ini juga bisa menyebabkan bulir padi menjadi hampa," katanya.

Sedangkan luas areal tanaman padi yang diserang hama, dia mengatakan, ada sekitar 10 hektar lahan persawahan. "Jika gagal panen, petani akan mengalami kerugian puluhan juta," ucapnya, kemarin (18/9). (nva/ris)

Agensia Hayati BVR, Pembasmi Wereng Secara Organik

Sebenarnya terdapat cara pengendalian hama yang terbilang efektif, bahkan aman bagi petani, musuh alami hama, dan konsumen yang akan mengonsumsi komoditas tanaman pangan. Pengendalian ini menggunakan agensia hayati yang terdapat dalam produk Natural BVR. Tak tanggung-tanggung, hama yang menjadi target serangannya meliputi hama wereng, walang sangit, kutu-kutuan, ulat kubis.



Natural BVR terdiri atas bahan aktif jamur Beuveria bassiana yang efektif menyerang hama. Cara kerja agensia hayati Natural BVR ini, yaitu jamur Beuvaria bassiana masuk ke dalam bagian tanaman, jika termakan oleh hama, jamur akan mengeluarkan enzim khitinase, protease, dan lipase yang merusak saluran pencernaan hama dan menembus seluruh tubuh hama sehingga hama mati perlahan. Hama yang terinfeksi jamur BVR bisa menularkan jamur BVR kepada hama yang lain.

Dapatkan produk Natural BVR di: 
Griya Herba Natural Agro 
Jl. Letjen Suprapto No. 85, Kepatihan, Tulungagung 
Telp/sms. 0355-7801658/085655767273 (IM3)

No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]