Cara Mengetahui Perbedaan Burung Cucakrawa Jantan dan Betina

Ilustrasi cucakrawa (carabudidayaternak.com)
Biofarming Organik - Ingin mengembangbiakkan cucakrawa? Boleh saja. Apalagi mengingat harga burung kicauan ini yang melangit. Beternak cucakrawa bisa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan.

Berbicara tentang pengembangbiakan tentunya peternak harus menyediakan indukan jantan dan betina berkualitas baik. Dan yang paling penting, peternak harus memahami cara membedakan cucakrawa jantan dan betina. Jangan sampai salah memilih jenis kelamin. 

Nah, berikut beberapa perbedaan antara cucakrawa jantan dan cucakrawa betina yang tertulis dalam buku Cucakrawa yang ditulis oleh Drs. Sudrajat, MM. Buku yang ditulis oleh praktisi di bidang perburungan ini merupakan terbitan Penebar Swadaya.

Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan bentuk kepala

Cucakrawa jantan: kepala bulat, dahi agak menonjol, setelah dewasa terdapat belahan bulu di kepalanya
Cucakrawa betina: kepala agak pipih, setelah dewasa tidak terdapat belahan bulu di kepalanya.

Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan bulu ekor

Cucakrawa jantan: panjang
Cucakrawa betina: agak pendek

Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan bulu leher depan di bawah dagu

Cucakrawa jantan: berwarna putih bersih
Cucakrawa betina: berwarna putih keabu-abuan

Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan bulu punggung dan sayap

Cucakrawa jantan: berwarna cokelat keabu-abuan dengan garis panjang berwarna putih
Cucakrawa betina: berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan garis pendek berwarna putih


Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan bunyi ocehan

Cucakrawa jantan: sangat keras dan nyaring
Cucakrawa betina: tidak begitu keras dan cukup nyaring


Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan penampilan

Cucakrawa jantan: sangat lincah dan enerjik
Cucakrawa betina: agak lamban


Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan supit udang ekor

Cucakrawa jantan: rapat dan keras
Cucakrawa betina: renggang dan lemas

Perbedaan cucakrawa jantan dan betina berdasarkan sosok tubuh

Cucakrawa jantan: besar
Cucakrawa betina: agak kecil


Selain mengetahui perbedaan cucakrawa jantan dan betina, keberhasilan merawat indukan juga tergantung dari kualitas kesehatannya. Telah hadir, Nutrisi probiotik Biojanna 6 For Bird, yang bermanfaat menjaga kesehatan tubuh burung serta meningkatkan birahi dan fertilitas indukan, baik jantan maupun betina. Berikut video penjelasan produk Biojanna 6 For Bird.


Dapatkan produk Biojanna 6 For Bird di:
Griya Herba Natural Agro
Jl. Letjen Suprapto no. 85, Kepatihan, Tulungagung
Telp/sms. 0355-7801658 / 085655767273

No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]