Melatih Burung Kicauan Agar Gemar Berkicau

Burung kicauan/burung ocehan
Biofarming Organik - Punya burung kicauan yang baru belajar berkicau? Atau burung kicauan malas berkicau? Nggak perlu stres dan panik. Ingat, Anda memelihara burung untuk mengusir stres, bukan? Jadi jangan sampai Anda stres gara-gara burung malas berkicau.

Sobat Biofarming Organik, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait penyebab burung malas atau telat berkicau. Bisa jadi sang burung sedang menderita sakit, tidak berselera dengan pakan yang diberikan tuannya, stres dengan lingkungan tinggalnya, atau justru nggak PeDe (percaya diri) untuk unjuk kemampuannya dalam 'bernyanyi'.

Nah, kali ini, kita coba untuk melatih burung kicauan yang malas menyanyi karena kurang PeDe. Setidaknya, berikut tahapan-tahapannya. 


Melatih burung kicauan #1: Gunakan cermin

Pada tahap ini, burung kicauan berlatih mental lebih dahulu. Dengan adanya cermin, burung kicauan akan merasa ada burung lain yang ada di dekatnya. Situasi ini akan melatih mental burung kicauan untuk mengeluarkan nalurinya yang tidak ingin tersaingi. Seperti kebanyakan makhluk yang akan 'bertarung' mempertahankan eksistensinya, biasanya akan ada adu mulut dulu sebelum adu otot terjadi.

Latihan ini memang tidak bertujuan agar burung bisa langsung berkicau dengan indahnya. Namun, membuat burung kicauan berani untuk mulai membuka suara. Meletakkan cermin di dekat burung bakalan akan memancing burung kicauan terus berkicau.

Cermin kecil bisa digantungkan di dinding sangkar. Jika keberadaan cermin justru membuat burung kicauan marah membabi buta, cukup dekatkan sangkar ke cermin besar. Jangan sampai justru bulu sayap dan ekor rontok saat burung kicauan dilatih menyanyi. 

Melatih burung kicauan #2:  Dekatkan dengan sesama jenis burung

Setelah burung mulai mau buka suara, tahap selanjutnya dalam melatih mental burung kicauan adalah mendekatkannya dengan burung kicauan lainnya. Namun perlu diperhatikan, pilih lawan tanding yang seimbang, baik dari sisi umur, penampilan, atau kelihaiannya dalam berkicau.

Salah memilihkan lawan tanding bisa berakibat burung kicauan yang dilatih justru stres alias tertekan. Bisa jadi sang burung tidak berpikir ingin membalas kicauan sang lawan, tetapi sibuk mencari pintu keluar untuk melarikan diri.

Jika burung stres, dekatkan burung kicauan jantan dengan betina. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan kembali keberanian sang burung kicauan.

Melatih burung kicauan #3:  Letakkan burung di dekat keramaian

Tahap latihan ini adalah melatih mental burung kicauan agar tidak mudah terkejut dan stres. Umumnya, burung yang tidak terbiasa dengan keramaian akan terbang kian kemari di dalam sangkar, yang bisa mengakibatkan tubuhnya terluka. Paling tidak, penampilannya tidak indah lagi utuk dilihat.

Untuk melatih keberanian tersebut, letakkan sangkar di teras rumah yang agak sering dilewati orang. Akan lebih baik jika ada beberapa sangkar yang diletakkan di tempat yang sama. Setidaknya bisa memberikan rasa nyaman karena burung melihat ada teman-temannya.

Latihan keberanian ini sangat penting karena suasana perlombaan burung kicauan pun ramai. Selain banyak burung yang berkicau, di sana juga banyak para pengunjung yang berlalu-lalang.


Melatih burung kicauan #4:  Putarkan kaset mastering kicau burung

Jika mental burung kicauan sudah stabil, tidak mudah panik, tidak mudah nervous atau grogi, langkah selanjutnya adalah memberikan latihan berkicau agar lebih merdu. Cara ini dilakukan dengan memutar kaset suara burung kicauan sejenis yang merdu atau suara dari master burung kicauan pemenang lomba, jika tujuan latihan untuk diperlombakan.



MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]