Panduan Praktis Budidaya Semangka



BiofarmingOrganik - Semangka, siapa yang tak kenal dengan buah ini. Kandungan airnya yang banyak membuat buah semangka menjadi favorit sebagai buah penghilang dahaga. Dalam hal khasiat di bidang pengobatan, semangka dipercaya bisa menurunkan tekanan darah. Semangka juga menjadi buah sajian bagi penderita panas tubuh yang tinggi.

Kemajuan teknologi dan cara inovasi dalam budidaya menghasilkan banyak varian semangka. Mulai dari yang berbentuk bulat, lonjong, bahkan dibuat kotak. Warna dagingnya pun ada yang merah, ada pula yang kuning. Bahkan ada pula semangka yang tidak berbiji. Tertarik menanam semangka atau membudidayakannya? Berikut panduan praktis budidaya semangka.

SYARAT TUMBUH

1. Iklim Budidaya Semangka


Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 25 oC. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

2. Media Tanam Semangka

Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 – 6,7.



PEMBIBITAN SEMANGKA

1. Penyiapan Media Semai Benih Semangka

  1. Siapkan Natural GLIO: 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1.000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
  2. Campurkan tanah halus (yang telah diayak) sebanyak 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg). 
  3. Masukkan media semai ke dalam polybag kecil ukuran 8×10 cm sampai terisi hingga 90%.


2. Teknik Perkecambahan Biji Semangka

  1. Masukkan biji semangka ke dalam kain, lalu ikat. 
  2. Rendam biji semangka tersebut dalam ramuan: 1 liter air hangat bersuhu 20-25 oC + 1 sendok POC NASA selama 8-12 jam. 
  3. Ambil biji semangka, lalu bungkus koran dan peram selama 1-2 hari. 
  4. Ambil biji semangka yang telah berkecambah untuk disemaikan. Jika biji dalam koran kering, lakukan langkah seperti sebelumnya.


3. Penyemaian dan Pemeliharaan Bibit Semangka

  • Siram media semai dengan air bersih secukupnya. Benih dipilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, lalu langsung semai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
  • Letakkan kantong persemaian secara berderet agar terkena sinar matahari penuh. Beri perlindungan plastik transparan.
  • Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit secara rutin setiap 3 – 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.


PENGOLAHAN MEDIA TANAM

1. Pembukaan Lahan

Lakukan pembajakan sedalam 30 cm, haluskan dan ratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa akar dan batu.


2. Pembentukan Bedengan

Buat bedengan dengan lebar 6-8 m dan usahakan tinggi bedengan minimal 20 cm.


3. Pengapuran

Penggunaan kapur per 1.000 m2 pada pH tanah 4-5 memerlukann 150-200 kg dolomit. Sementara untuk pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit. Adapun keasaman tanah dengan pH >6 membutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.


4. Pemupukan Dasar

  • Taburkan pupuk kandang sebanyak 600 kg/ha pada permukaan bedengan, sekitar seminggu sebelum tanam.
  • Jika perlu, taburkan pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
  • Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya di atas bedengan dengan dosis sekitar 1-2 botol/1.000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dengan dosis 1-2 botol/1.000 m2. Caranya: alternatif 1, encerkan 1 botol SUPER NASA dalam 3 liter air untuk dijadikan larutan induk. Selanjutnya, campurkan setiap 50 lt air dengan 200 cc larutan induk tersebut untuk menyiram bedengan. Alternatif 2, campurkan 1 sdm SUPER NASA dalam 1 gembor bervolume 10 l air. Digunakan untuk menyiram bedengan sepanjang 10 m.


5. Lain-lain

Bedengan perlu disiangi, disiram, dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm untuk menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Tebarkan jerami kering setebal 2-3 cm di atas mulsa untuk media perambatan semangka dan peletakan buah.


PENANAMAN BIBIT SEMANGKA

1. Pembuatan Lubang Tanaman Semangka

Pembuatan lubang dilakukan satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm, jarak 20-30 cm dari tepi bedengan, dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.


2. Waktu Penanaman Bibit Semangka

Penanaman bibit semangka sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.


PEMELIHARAAN TANAMAN

1. Penyulaman Bibit Semangka

Penyulaman bibit semangka sebaiknya dilakukan 3 – 5 hari setelah tanam.


2. Penyiangan

Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Pemeliharaan cukup pada 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Penyiangan dilakukan pada ranting yang tidak berguna. Ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang terdapat buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.


3. Perempelan Tunas Semangka

Perempelan atau pemangkasan tunas-tunas muda pada tanaman semangka bertujuan untuk menghilangkan cabang yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.


4. Pengairan dan Penyiraman Semangka

Pengairan dilakukan melalui saluran di antara bedengan atau melalui gembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.


5. Pemupukan Semangka

Waktu

Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)

ZA

TSP

KCl

Susulan I (3 hari)

40

-

40

Susulan II Daun 4-6 helai

120

85

80

Susulan III Batang 45–55 cm

170

-

30

Susulan IV Tanaman bunga

130

-

30

Susulan V Buah masih pentil

80

-

30

POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu –  6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1:  6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis  4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis  6 tutup botol/ tangki

6. Waktu Penyemprotan Semangka dengan HORMONIK

Semprotkan HORMONIK, sejenis ZPT/hormon alami, dengan dosis 1-2 cc/liter air atau 1-2 tutup HORMONIK ditambah 3-4 tutup POC NASA untuk setiap tangki semprot. Penyemprotan dilakukan pada umur 21 – 70 hari dengan interval 7 hari sekali.


7. Pemeliharaan Lainnya pada Semangka

Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik serta tidak cacat. Untuk setiap tanaman diperlukan calon buah sebanyak 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak buah berbobot sekitar 2 kg perlu sering dibalik untuk menghindari warna yang kurang baik  atau tidak merata akibat terkena sinar matahari.


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA

1. Hama pada Semangka


a. Thrips


Berukuran kecil ramping, berwarna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut dan badan beruas-ruas. Cara penularannya dengan mengembara pada malam hari, menetap, dan berkembang biak. Pengendalian thrips dilakukan dengan cara menyemprotkan Natural BVR atau Pestona.


b. Ulat Perusak Daun

Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning. Gejala serangan yaitu daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian ulat perusak daun ini dilakukan dengan menyemprotkan Natural Vitura atau Pestona.


c. Tungau

Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan ini mengisap cairan tanaman. Tanda serangannya, tampak dengan adanya jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun. Warna dedaunan yang terserang akan terlihat pucat. Pengendalian tungau dilakukan dengan cara menyemprotkan Natural BVR atau Pestona.


d. Ulat Tanah

Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, serta aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Ulat tanah menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, sedangkan ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian ulat tanah dilakukan dengan cara: (1) melakukan penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) melakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.


e. Lalat Buah

Lalat buah memiliki ciri berupa sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak serta mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan lalat buah terlihat dari adanya bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai). Selain itu, daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian lalat buah dilakukan dengan membersihkan lingkungan, membalikkan tanah bekas hama dengan bajak/cangkul, memasang perangkap lalat buah dan menyemprotkan Pestona.


2. Penyakit Semangka

a. Layu Fusarium


Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.


b. Bercak Daun

Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.


c. Antraknosa

Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.


d. Busuk Semai

Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.


e. Busuk Buah

Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.


f. Karat Daun

Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.


Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

PEMANENAN SEMANGKA

1.Ciri dan Umur Panen Semangka


Umur panen semangka yaitu 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-ciri buah semangka siap panen yaitu terjadi perubahan warna buah dan batang buah terlihat mulai mengecil.


2.Cara Panen Semangka

Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya. Di samping itu, buah akan lebih tahan lama selama dalam penyimpananan atau pun di tangan para pengecer. Pemotongan buah semangka sebaiknya dilakukan beserta tangkainya.


TESTIMONI PETANI SEMANGKA PENGGUNA PRODUK ORGANIK NASA

Berikut testimoni atau kesaksian petani semangka pengguna produk NASA.

No comments:

Post a Comment

MARI HIJAUKAN BUMI KITA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

''Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.'' (QS al-Baqarah : 22).


Dari Jabir bin Abdullah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadits no.1552(10))

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya .” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh,3945].


Tabi’in, Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy, bahwa “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khaththab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?”

Bapakku berkata , “Aku orang yang sudah tua, ”

Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!”
Sungguh aku melihat Umar bin Khaththab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. ” [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy sebagaimana dalam Ash-Shohihah (1/1/39)]